Observasi
UMKM
“Sentral
Industri Kerajinan Kulit”
Ø Latar Belakang Usaha Kerajinan
Kulit
Magetan, yang pertama terlintas dari kota ini adalah
Kerajinan Sepatu Kulit Magetan. Sejak dulu Magetan memang sudah terkenal dengan
Industri Kerajinan Kulit. Salah satu produk kerajinan kulit Magetan yang
menjadi unggulan adalah produk Sepatu Kulitnya. Sepatu kulit asli Magetan sudah
terkenal dengan kualitasnya yang sangat baik karena awet dan tahan lama. Yang
membuat produk Sepatu Kulit Asli Magetan berkualitas baik adalah dari proses
produksinya yang dilakukan secara Hand Made oleh para pengrajin. Hal ini
dikarenakan pengrajin kulit di Magetan masih tergolong home industry atau
industri rumahan, sehingga produk yang dihasilkan tidak mampu sebanyak produksi
dari pabrik, tetapi hal ini justru menambah kualitas sepatu sulit dari Magetan.
Magetan
memiliki sentra penghasil kerajinan kulit diantaranya sentra satu di Kelurahan
Selosari, sentra dua di Desa Kauman dan sentra tiga di Desa Mojopurno. Dari
ketiga wilayah tersebut, sentra di kelurahan Selosari yang paling terkenal
tepatnya di Jalan Sawo karena merupakan jalur yang dilewati kendaraan-kendaraan
wisatawan untuk menuju telaga Sarangan. Kami memilih ovservasi UMKM di tempat Bapak Heri yang
beralamatkan di Jl. Sawo No.10 Kelurahan Selosari Kec/Kab. Magetan atau 1 km
dari pasar baru. Kerajinan sepatu kulit ini diberi nama “Favorite” serta di
dirikan sekitar tahun tahun 2009 sehingga sudah berjalan selama 6 tahun sampai
saat ini. Usaha UMKM ini memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 16 orang
karyawan yang terdiri dari 10 orang dibagian proses produksi, 3 orang dibagian
proses finishing dan 3 orang dibagian pelayanan dan kasir.
Untuk pasar produksi tidak hanya sebatas pasar lokal saja namun sudah bisa
mencapai pasar regional seperti Sumatra, Jakarta, Bojonegoro, Probolinggo, Madura,
Kertosono, dan lain-lain.
.
Ø Pemilik
Usaha Kerajinan Kulit
Bapak Heri
Alamat :
Jl. Sawo No.10 Kelurahan Selosari Kec/Kab. Magetan
Ø Produk
yang Dihasilkan
Kerajinan Kulit
Usaha
kerajinan sepatu kulit milik Bapak Heri menghasilkan produk berupa Sepatu Kulit Asli Pria, Sepatu
Kulit Asli Wanita, Sepatu Kulit Pantofel, Sepatu Kulit Casual, sandal kulit priaserta sandal
kulit untuk wanita, yang di produksi
secara handmade home industry, sehingga memungkinkan costumer untuk
memodifikasi model, warna (warna coklat, merah, merah muda,
hitam, putih, kuning, hijau. Serta ada juga yang mempertahankan sesuai warna
aslinya, sesuai dengan pesanan konsumen), dan bisa menentukan bentuk dari sepatu yang dipesannya,
bahkan bisa request model sepatu yang diinginkan.
Ø Proses
Pembuatan Kerajinan
Sepatu Kulit
1. Proses
Pemotongan
Merupakan
proses pemotongan bahan baku sebelum dirakit menjadi bagian upper sepatu. Pada
proses ini, bahan baku yang telah dipersiapkan (kulit, suede, canvas, dll)
dipotong mengikuti pola dari sepatu yang akan dibuat. Pada proses pemotongan
ini, pengrajin sepatu memerlukan alat pemotong yang biasa disebut sebagai
cutting dies dimana bentuk dan ukuran dari alat ini telah dimodifikasi
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan pola-pola potongan dari sepatu yang akan
dikerjakan. Selain alat potong, pada proses ini, pengrajin juga memerlukan
mesin potong atau yang biasa disebut cutting machine.
2. Proses
Penjahitan atau Sewing
Merupakan
proses dimana bahan baku yang telah dipotong dijahit dan dibentuk menjadi upper
sepatu. Pada proses ini juga membutuhkan ketelitian yang tinggi agar pola yang
sudah di potong dapat menjadi bagian upper sepatu yang baik sehingga memudahkan
pada proses perakitan sepatu
3. Proses
Pembuatan Outsole/Bagian Terbawah Sepatu/Outsole Production.
Para
pengrajin sepatu biasanya menggunakan beberapa bahan yang digabung pada
pembuatan outsole. Hal ini bertujuan agar model sepatu serta warna dan fungsi
dari sepatu sesuai dengan apa yang diinginkan. Bahan – bahan yang digunakan
biasanya yaitu bahan plastic, karet, dan sponge..
4. Proses Pembuatan
Bagian Dalam Sepatu yang ada di Bawah Kaki atau Insole Production
Proses
pembuatan insole ini memerlukan kejelian dalam pemilihan bahan karena bagian
insole inilah yang mempunyai peranan penting sebagai penentu kenyamanan sepatu
ketika digunakan.
5. Proses
Penggabungan/Stock Fitting
Stock
Fitting merupakan proses penggabungan bagian bottom sepatu atau penggabungan
antara bagian midsole sepatu dan bagian outsole sepatu hingga menjadi bottom
sepatu.
6. Proses
Perakitan
Proses
perakitan merupakan proses dimana bagian-bagian sepatu dirakit menjadi satu.
Pada proses ini bagian upper sepatu dan bagian bottom sepatu akan disatukan
sehingga membentuk sepatu. Bagian upper sepatu merupakan hasil dari proses
stitching sedangkan bagian bottom sepatu merupakan hasil dari proses stcokfit
yang kemudian dirakit pada proses ini agar menjadi bentuk sepasang sepatu.
7. Proses
pembentukan Sepatu/Leste
Laste ini
berfungsi membuat bentuk sepatu supaya mengikuti kontur kaki. Dimensi laste
pada setiap merek sepatu berbeda-beda walaupun size yang sudah ditentukan
sebelumnya sama.
8. Penyatuan
Upper dan Midsole
Sepatu
dengan bahan Phylon akan digabungkan dengan Upper menngunakan mesin Toelast dan
Mesin Healast. Mesin Toelast berfungsi untuk menyatukan Upper dan Midsole
dengan cara mengepress dan mengelem bagian ujungnya. Sedangkan mesin Healast
berfungsi untuk menyatukan bagian belakang atau heal dari Upper dan midsole
dengan cara pengeleman dan Press juga.
9. Treatment
Upper dan Bottom
Proses
treatment ini memiliki fungsi untuk membuka pori-pori permukaan dari bootom
dengan cara disinari dengan sinar ultra violet atau sinar UV. Selain itu proses
ini memiliki fungsi untuk membersihkan permukaan kontak, cementing, serta
heating atau pemansaran.
10. Press
Pada proses penyatuan, bagian Upper dan Bottom disatukan dengan menggunakan mesin press.
Pada proses penyatuan, bagian Upper dan Bottom disatukan dengan menggunakan mesin press.
11. Pendinginan
Bagian laste
dapat dilepas setelah melewati proses pendinginan yang bertujuan untuk
menghentikan perubahan pada bentuk material.
12. Finishing
Proses finishing merupakan proses akhir dari proses pembuatan sepatu. Pada proses ini, sepatu akan melewati pemerikasaan kualitas. Sepatu yang telah lulus pemeriksaan kualitas selanjutnya akan di kemas ke dalam dus sepatu. Kemudian dus-dus sepatu tersebut akan disimpan ke dalam gudang tempat penyimpanan produk akhir atau final produk.
Proses finishing merupakan proses akhir dari proses pembuatan sepatu. Pada proses ini, sepatu akan melewati pemerikasaan kualitas. Sepatu yang telah lulus pemeriksaan kualitas selanjutnya akan di kemas ke dalam dus sepatu. Kemudian dus-dus sepatu tersebut akan disimpan ke dalam gudang tempat penyimpanan produk akhir atau final produk.
Ø Tenaga Kerja
Usaha kerajinan
sepatu kulit milik Pak Heri membuka kios sendiri serta juga memproduksi
kerajinan sepatu kulit itu sendiri, yang tempat produksinya berada di
belakang kios tempat berjualan. Pak Heri
merekrut 16
orang karyawan yang terdiri dari 10 orang dibagian proses produksi, 3 orang
dibagian proses finishing dan 3 orang dibagian pelayanan
dan kasir. Upah yang diberikan kepada karyawana bagian
proses produksi yaitu setiap seminggu sekali yaitu sebesar 350.000/per orang.
Sedangkan upah yang diberikan kepada karyawana bagian proses finishing yaitu
setiap hari sejumlah 40.000/per orang. Serta upah yang diberikan kepada
karyawan bagian pelayanan dan kasir di lakukan setiap bulannya yaitu sebesar 1.200.000/per
orang
Ø Omset
yang di Hasilkan
Setiap harinya industri kerajinan sepatu kulit “Favorite”
menghasilkan sebanyak 30 pasang sepatu. Dengan omset
setiap harinya mencapai kurang lebih sekitar 3.000.000 sehingga dalam satu
bulan bisa mendapatkan omset sekitar 90.000.000 tetapi saat musim liburan
panjang omset tersebut bisa menembus dua kali lipat dari omset yang di dapat
setiap bulannya
Perhitungan biaya:
v Karyawan
Proses produksi = 10 karyawan
50.000 x 10 karyawan = 500.000/perhari
Proses finishing = 3 karyawan
40.000 x 3 karyawan = 120.000
Pelayan dan kasir = 3 karyawan
40.000 x 3 karyawan = 120.000
Total Gaji Karyawan = 500.000 + 120.000 + 120.000
= 740.000/perhari
v Bahan baku
1 pasang sepatu =
40.000/perhari
40.000 x 30/perhari = 1.050.000
v Bahan lain – lain (lem, aksesoris,
paku,dll)
1 pasang sepatu =
5.000
10.000 x 30/pasang = 300.000/perhari
v Bungkus + logo
1 pasang sepatu =
5.000
5.000 x 30/pasang = 150.000/perhari
Total biaya per hari =
740.000 + 1.200.000 + 300.000 +150.000
= 2.390.000/perhari
0mset yang dihasilkan selama 1 hari = 3.000.000
= 3.000.000 – 2.390.000
Laba bersih =
610.000
Total keseluruhan biaya perbulan = 2.390.000 x 30/hari
= 71.700.000/bulan
Omset
perbulan = 3.000.000 x 30/hari = 90.000.000
Laba
bersih = 90.000.000 –
71.700.000 = 18.300.000/perbulan
Ø Jangkauan Penjualan Kerajinan Kulit
Usaha kerajinan sepatu
kulit milik Pak Heri untuk pasar produksi tidak hanya sebatas pasar lokal saja
namun sudah bisa mencapai pasar regional seperti Sumatra, Jakarta, Bojonegoro,
Probolinggo, Madura, Kertosono, Palu, Samarinda, dan lain-lain. Jika konsumen
ingin membeli dan memesan sepatu kulit ini bisa datang ke tempatnya langsung
di Jl. Sawo No.10 Kelurahan Selosari, Magetan.
Konsumen bisa membeli
dan memilih langsung produknya serta pastinya dapat membeli dengan harga yang
lebih rendah dari harga yang beredar di pasaran. Konsumen juga bisa melihat
proses produksi pembuatan sepatu kulit secara langsung sehingga konsumen dapat
memesan sesuai dengan keinginan misalnya memodifikasi
model, warna (warna coklat, merah, merah muda, hitam, putih,
kuning, hijau, atau sesuai warna aslinya, tergantung pesanan dari konsumen), dan bisa menentukan bentuk dari
sepatu yang dipesannya, bahkan bisa request model sepatu yang diinginkan.
Cara lain untuk
mensosialisasikan dan memperkenalkan kepada khalayak masyarakat yaitu dengan
mengikuti pameran-pameran baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Dengan
upaya tersebut maka masyarakat mulai mengenal akan keberadaan barang kerajinan
kulit. Selain itu, pemasaran juga di
lakukan secara online, karena mengingat kecanggihan teknologi sekarang ini.
Dengan sistem online menjadikan jangkauan pemasaran lebih luas dan konsumen
tidak perlu jauh-jauh datang ke lokasi pembuatan kerajinan kulit sehingga bisa
langsung memesannya secara online.
Ø Permasalahan yang Terjadi Pada
Usaha Kerajinan Kulit
Dalam
setiap menjalankan usaha tentu mengalami berbagai permasalahan, dari
permaslahan skala kecil ataupun sampai ke yang skala besar. Namun semua
permasalahan tetap mempengaruhi dalam proses produksi. Seperti yang terjadi
pada usaha Bapak Heri, yaitu awal usaha kesulitan dalam hal permodalan. Selain
itu permasalahn lainnya yaitu dari segi bahan baku. Bahan baku diperoleh dari LIK (Lingkungan
Industri Kulit). LIK mengolah kulit sapi menjadi bahan-bahan kulit setengah
jadi yang selanjutnya akan didistribusikan ke para perajin kulit di Kabupaten
Magetan. Dengan kebutuhan kulit yang semakin meningkat, membuat pasokan kulit
sering terjadi keterlambatan.
Permasalahan
berikutnya adalah dari segi tenaga kerja, yaitu ketika karyawan tidak masuk
kerja, karena proses produksi pembuaatan sepatu kulit ini dilakukan menggunakan
tangan jadi tidak di produksi dengan pabrik sehingga berkurangnya karyawan
sangat mempengaruhi hasil produkssi yang diperoleh.
Selain
itu masalah yang timbul dari munculnya sepatu hasil buatan pabrik. Jika separu
asli kerajinan kulit dikerjakan dengan tangan maka produk yang dihasilkan tidak
bisa sebanyak produk yang dihasilkan oleh buatan pabrik yang bisa membuat
ratusan pasang sepatu dalam sehari sedangkan separu kulit hanya bisa menghasilkan
puluhan pasang sepatu dalam sehari.
Permasalahan
lainyanya yaitu dari sisa – sisa potongan kulit yang belum bsa di manfaatkan
secara baik, sehingga bisa membuat penumpukan sampah. Selain itu kerusakan mesin terkadang juga sering di alami
saat sedang terjadinya proses produksi, tapi itu hanya sebagian kecil sehingga
bisa diperbaiki dengan segera.
Ø Solusi Digunakan Dalam Menghadapi
Permasalahan
Ø Solusi Dari Kelompok Kami
Permasalahan
berikutnya dari segi karyawan, yaitu ketika karyawan terkadang membolos kerja.
Sehingga proses produksi tidak berjalan lancar. Guna mengatasi karyawan yang
membolos kerja, seperti yang dilakukan Pak Marjono sudah bagus, yaitu
memberikan bonus tambahan kepada karyawan jika omset yang diperoleh banyak.
Selain itu jika Hari Raya diberikan THR, atau Parcel, lalu setiap beberapa
bulan sekali diajak untuk liburan bersama. Agar karyawan lebih semangat lagi
dan tentunya usaha akan berjalan maksimal seiring dengan kinerja karyawan yang
tinggi.
cara kita mengolah agar sisa-sisa
potongan kulit tersebut dapat dipergunakan lagi dengan sebuah pemanfaatan,
sehingga dapat diturunkan kepada masyarakat disana untuk mengolah dan dapat
menambah penghasilan keluarga disamping pekerjaan utamanya sebagai pemroduksi
sepatu. Pengolahan Limbah Kulit pada Industri Sepatu Menjadi Sarana Alas Duduk
2 |
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Dalam hal pengolahan
limbah potongan kulit ini, tentu sudah banyak yang mencoba untuk berinovasi.
Dari mulai produk fashion, hingga produk rumah tangga. Namun pada penelitian
ini, membahas mengenai hasil eksperimen lanjutan yang telah di lakukan hingga
menjadi sebuah produk yang memiliki nilai sosial, budaya, ekonomi, dan tentu
lingkungan, yakni produk furniture.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar