Rabu, 16 Maret 2016

penelitian KWU



Observasi UMKM
“Sentral Industri Kerajinan Kulit”
Jl. Sawo No.10 Kelurahan Selosari Kec/Kab. Magetan





Ø  Latar Belakang Usaha Kerajinan Kulit
Magetan, yang pertama terlintas dari kota ini adalah Kerajinan Sepatu Kulit Magetan. Sejak dulu Magetan memang sudah terkenal dengan Industri Kerajinan Kulit. Salah satu produk kerajinan kulit Magetan yang menjadi unggulan adalah produk Sepatu Kulitnya. Sepatu kulit asli Magetan sudah terkenal dengan kualitasnya yang sangat baik karena awet dan tahan lama. Yang membuat produk Sepatu Kulit Asli Magetan berkualitas baik adalah dari proses produksinya yang dilakukan secara Hand Made oleh para pengrajin. Hal ini dikarenakan pengrajin kulit di Magetan masih tergolong home industry atau industri rumahan, sehingga produk yang dihasilkan tidak mampu sebanyak produksi dari pabrik, tetapi hal ini justru menambah kualitas sepatu sulit dari Magetan.
Magetan memiliki sentra penghasil kerajinan kulit diantaranya sentra satu di Kelurahan Selosari, sentra dua di Desa Kauman dan sentra tiga di Desa Mojopurno. Dari ketiga wilayah tersebut, sentra di kelurahan Selosari yang paling terkenal tepatnya di Jalan Sawo karena merupakan jalur yang dilewati kendaraan-kendaraan wisatawan untuk menuju telaga Sarangan. Kami memilih ovservasi UMKM di tempat Bapak Heri yang beralamatkan di Jl. Sawo No.10 Kelurahan Selosari Kec/Kab. Magetan atau 1 km dari pasar baru. Kerajinan sepatu kulit ini diberi nama “Favorite” serta di dirikan sekitar tahun tahun 2009 sehingga sudah berjalan selama 6 tahun sampai saat ini. Usaha UMKM ini memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 16 orang karyawan yang terdiri dari 10 orang dibagian proses produksi, 3 orang dibagian proses finishing dan 3 orang dibagian pelayanan dan kasir. Untuk pasar produksi tidak hanya sebatas pasar lokal saja namun sudah bisa mencapai pasar regional seperti Sumatra, Jakarta, Bojonegoro, Probolinggo, Madura, Kertosono, dan lain-lain.
.
Ø  Pemilik Usaha Kerajinan Kulit
Bapak Heri
Alamat : Jl. Sawo No.10 Kelurahan Selosari Kec/Kab. Magetan

Ø  Produk yang Dihasilkan Kerajinan Kulit
Usaha kerajinan sepatu kulit milik Bapak Heri menghasilkan produk berupa Sepatu Kulit Asli Pria, Sepatu Kulit Asli Wanita, Sepatu Kulit Pantofel, Sepatu Kulit Casual, sandal kulit priaserta sandal kulit untuk wanita,  yang di produksi secara handmade home industry, sehingga memungkinkan costumer untuk memodifikasi model, warna (warna coklat, merah, merah muda, hitam, putih, kuning, hijau. Serta ada juga yang mempertahankan sesuai warna aslinya, sesuai dengan pesanan konsumen), dan bisa menentukan bentuk dari sepatu yang dipesannya, bahkan bisa request model sepatu yang diinginkan.

Ø  Proses Pembuatan Kerajinan Sepatu Kulit
1.      Proses Pemotongan
Merupakan proses pemotongan bahan baku sebelum dirakit menjadi bagian upper sepatu. Pada proses ini, bahan baku yang telah dipersiapkan (kulit, suede, canvas, dll) dipotong mengikuti pola dari sepatu yang akan dibuat. Pada proses pemotongan ini, pengrajin sepatu memerlukan alat pemotong yang biasa disebut sebagai cutting dies dimana bentuk dan ukuran dari alat ini telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan pola-pola potongan dari sepatu yang akan dikerjakan. Selain alat potong, pada proses ini, pengrajin juga memerlukan mesin potong atau yang biasa disebut cutting machine.
2.      Proses Penjahitan atau Sewing
Merupakan proses dimana bahan baku yang telah dipotong dijahit dan dibentuk menjadi upper sepatu. Pada proses ini juga membutuhkan ketelitian yang tinggi agar pola yang sudah di potong dapat menjadi bagian upper sepatu yang baik sehingga memudahkan pada proses perakitan sepatu
3.      Proses Pembuatan Outsole/Bagian Terbawah Sepatu/Outsole Production.
Para pengrajin sepatu biasanya menggunakan beberapa bahan yang digabung pada pembuatan outsole. Hal ini bertujuan agar model sepatu serta warna dan fungsi dari sepatu sesuai dengan apa yang diinginkan. Bahan – bahan yang digunakan biasanya yaitu bahan plastic, karet, dan sponge..
4.      Proses Pembuatan Bagian Dalam Sepatu yang ada di Bawah Kaki atau Insole Production
Proses pembuatan insole ini memerlukan kejelian dalam pemilihan bahan karena bagian insole inilah yang mempunyai peranan penting sebagai penentu kenyamanan sepatu ketika digunakan.
5.      Proses Penggabungan/Stock Fitting
Stock Fitting merupakan proses penggabungan bagian bottom sepatu atau penggabungan antara bagian midsole sepatu dan bagian outsole sepatu hingga menjadi bottom sepatu.
6.      Proses Perakitan
Proses perakitan merupakan proses dimana bagian-bagian sepatu dirakit menjadi satu. Pada proses ini bagian upper sepatu dan bagian bottom sepatu akan disatukan sehingga membentuk sepatu. Bagian upper sepatu merupakan hasil dari proses stitching sedangkan bagian bottom sepatu merupakan hasil dari proses stcokfit yang kemudian dirakit pada proses ini agar menjadi bentuk sepasang sepatu.
7.      Proses pembentukan Sepatu/Leste
Laste ini berfungsi membuat bentuk sepatu supaya mengikuti kontur kaki. Dimensi laste pada setiap merek sepatu berbeda-beda walaupun size yang sudah ditentukan sebelumnya sama.
8.      Penyatuan Upper dan Midsole
Sepatu dengan bahan Phylon akan digabungkan dengan Upper menngunakan mesin Toelast dan Mesin Healast. Mesin Toelast berfungsi untuk menyatukan Upper dan Midsole dengan cara mengepress dan mengelem bagian ujungnya. Sedangkan mesin Healast berfungsi untuk menyatukan bagian belakang atau heal dari Upper dan midsole dengan cara pengeleman dan Press juga.
9.      Treatment Upper dan Bottom
Proses treatment ini memiliki fungsi untuk membuka pori-pori permukaan dari bootom dengan cara disinari dengan sinar ultra violet atau sinar UV. Selain itu proses ini memiliki fungsi untuk membersihkan permukaan kontak, cementing, serta heating atau pemansaran.
10.  Press
Pada proses penyatuan, bagian Upper dan Bottom disatukan dengan menggunakan mesin press.
11.  Pendinginan
Bagian laste dapat dilepas setelah melewati proses pendinginan yang bertujuan untuk menghentikan perubahan pada bentuk material.
12.  Finishing
Proses finishing merupakan proses akhir dari proses pembuatan sepatu. Pada proses ini, sepatu akan melewati pemerikasaan kualitas. Sepatu yang telah lulus pemeriksaan kualitas selanjutnya akan di kemas ke dalam dus sepatu. Kemudian dus-dus sepatu tersebut akan disimpan ke dalam gudang tempat penyimpanan produk akhir atau final produk.

Ø  Tenaga Kerja
Usaha kerajinan sepatu kulit milik Pak Heri membuka kios sendiri serta juga memproduksi kerajinan sepatu kulit itu sendiri, yang tempat produksinya berada di belakang  kios tempat berjualan. Pak Heri merekrut 16 orang karyawan yang terdiri dari 10 orang dibagian proses produksi, 3 orang dibagian proses finishing dan 3 orang dibagian pelayanan dan kasir. Upah yang diberikan kepada karyawana bagian proses produksi yaitu setiap seminggu sekali yaitu sebesar 350.000/per orang. Sedangkan upah yang diberikan kepada karyawana bagian proses finishing yaitu setiap hari sejumlah 40.000/per orang. Serta upah yang diberikan kepada karyawan bagian pelayanan dan kasir di lakukan setiap bulannya yaitu sebesar 1.200.000/per orang
Ø  Omset yang di Hasilkan
Setiap harinya industri kerajinan sepatu kulit “Favorite” menghasilkan sebanyak 30 pasang sepatu. Dengan omset setiap harinya mencapai kurang lebih sekitar 3.000.000 sehingga dalam satu bulan bisa mendapatkan omset sekitar 90.000.000 tetapi saat musim liburan panjang omset tersebut bisa menembus dua kali lipat dari omset yang di dapat setiap bulannya
Perhitungan biaya:
v  Karyawan
Proses produksi                = 10 karyawan
50.000 x 10 karyawan      = 500.000/perhari
Proses finishing                = 3 karyawan
40.000 x 3 karyawan        = 120.000
Pelayan dan kasir             = 3 karyawan
40.000 x 3 karyawan        = 120.000
Total Gaji Karyawan        = 500.000 + 120.000 + 120.000
= 740.000/perhari
v  Bahan baku
1 pasang sepatu                = 40.000/perhari
40.000 x 30/perhari          = 1.050.000

v  Bahan lain – lain (lem, aksesoris, paku,dll)
1 pasang sepatu                = 5.000
10.000 x 30/pasang          = 300.000/perhari

v  Bungkus + logo
1 pasang sepatu                = 5.000
5.000 x 30/pasang            = 150.000/perhari

Total biaya per hari                 = 740.000 + 1.200.000 + 300.000 +150.000
                                                = 2.390.000/perhari
0mset yang dihasilkan selama 1 hari   = 3.000.000
                                                            = 3.000.000 – 2.390.000
Laba bersih                                          = 610.000
Total keseluruhan biaya perbulan        = 2.390.000 x 30/hari
= 71.700.000/bulan
Omset perbulan           = 3.000.000 x 30/hari              = 90.000.000
Laba bersih                  = 90.000.000 – 71.700.000     = 18.300.000/perbulan

Ø  Jangkauan Penjualan Kerajinan Kulit
Usaha kerajinan sepatu kulit milik Pak Heri untuk pasar produksi tidak hanya sebatas pasar lokal saja namun sudah bisa mencapai pasar regional seperti Sumatra, Jakarta, Bojonegoro, Probolinggo, Madura, Kertosono, Palu, Samarinda, dan lain-lain. Jika konsumen ingin membeli dan memesan sepatu kulit ini bisa datang ke tempatnya langsung di  Jl. Sawo No.10 Kelurahan Selosari, Magetan.
Konsumen bisa membeli dan memilih langsung produknya serta pastinya dapat membeli dengan harga yang lebih rendah dari harga yang beredar di pasaran. Konsumen juga bisa melihat proses produksi pembuatan sepatu kulit secara langsung sehingga konsumen dapat memesan sesuai dengan  keinginan misalnya memodifikasi model, warna (warna coklat, merah, merah muda, hitam, putih, kuning, hijau, atau sesuai warna aslinya, tergantung pesanan dari konsumen), dan bisa menentukan bentuk dari sepatu yang dipesannya, bahkan bisa request model sepatu yang diinginkan.
Cara lain untuk mensosialisasikan dan memperkenalkan kepada khalayak masyarakat yaitu dengan mengikuti pameran-pameran baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Dengan upaya tersebut maka masyarakat mulai mengenal akan keberadaan barang kerajinan kulit. Selain itu, pemasaran juga di lakukan secara online, karena mengingat kecanggihan teknologi sekarang ini. Dengan sistem online menjadikan jangkauan pemasaran lebih luas dan konsumen tidak perlu jauh-jauh datang ke lokasi pembuatan kerajinan kulit sehingga bisa langsung memesannya secara online.

Ø  Permasalahan yang Terjadi Pada Usaha Kerajinan Kulit
Dalam setiap menjalankan usaha tentu mengalami berbagai permasalahan, dari permaslahan skala kecil ataupun sampai ke yang skala besar. Namun semua permasalahan tetap mempengaruhi dalam proses produksi. Seperti yang terjadi pada usaha Bapak Heri, yaitu awal usaha kesulitan dalam hal permodalan. Selain itu permasalahn lainnya yaitu dari segi bahan baku. Bahan baku diperoleh dari LIK (Lingkungan Industri Kulit). LIK mengolah kulit sapi menjadi bahan-bahan kulit setengah jadi yang selanjutnya akan didistribusikan ke para perajin kulit di Kabupaten Magetan. Dengan kebutuhan kulit yang semakin meningkat, membuat pasokan kulit sering terjadi keterlambatan.
Permasalahan berikutnya adalah dari segi tenaga kerja, yaitu ketika karyawan tidak masuk kerja, karena proses produksi pembuaatan sepatu kulit ini dilakukan menggunakan tangan jadi tidak di produksi dengan pabrik sehingga berkurangnya karyawan sangat mempengaruhi hasil produkssi yang diperoleh.
Selain itu masalah yang timbul dari munculnya sepatu hasil buatan pabrik. Jika separu asli kerajinan kulit dikerjakan dengan tangan maka produk yang dihasilkan tidak bisa sebanyak produk yang dihasilkan oleh buatan pabrik yang bisa membuat ratusan pasang sepatu dalam sehari sedangkan separu kulit hanya bisa menghasilkan puluhan pasang sepatu dalam sehari.
Permasalahan lainyanya yaitu dari sisa – sisa potongan kulit yang belum bsa di manfaatkan secara baik, sehingga bisa membuat penumpukan sampah. Selain itu  kerusakan mesin terkadang juga sering di alami saat sedang terjadinya proses produksi, tapi itu hanya sebagian kecil sehingga bisa diperbaiki dengan segera.
Ø  Solusi Digunakan Dalam Menghadapi Permasalahan

Ø  Solusi Dari Kelompok Kami
Permasalahan berikutnya dari segi karyawan, yaitu ketika karyawan terkadang membolos kerja. Sehingga proses produksi tidak berjalan lancar. Guna mengatasi karyawan yang membolos kerja, seperti yang dilakukan Pak Marjono sudah bagus, yaitu memberikan bonus tambahan kepada karyawan jika omset yang diperoleh banyak. Selain itu jika Hari Raya diberikan THR, atau Parcel, lalu setiap beberapa bulan sekali diajak untuk liburan bersama. Agar karyawan lebih semangat lagi dan tentunya usaha akan berjalan maksimal seiring dengan kinerja karyawan yang tinggi.

cara kita mengolah agar sisa-sisa potongan kulit tersebut dapat dipergunakan lagi dengan sebuah pemanfaatan, sehingga dapat diturunkan kepada masyarakat disana untuk mengolah dan dapat menambah penghasilan keluarga disamping pekerjaan utamanya sebagai pemroduksi sepatu. Pengolahan Limbah Kulit pada Industri Sepatu Menjadi Sarana Alas Duduk
2 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1

Dalam hal pengolahan limbah potongan kulit ini, tentu sudah banyak yang mencoba untuk berinovasi. Dari mulai produk fashion, hingga produk rumah tangga. Namun pada penelitian ini, membahas mengenai hasil eksperimen lanjutan yang telah di lakukan hingga menjadi sebuah produk yang memiliki nilai sosial, budaya, ekonomi, dan tentu lingkungan, yakni produk furniture.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar